Palestina, antara Ujian Kemanusiaan dan Ujian Keimanan Dunia

Oleh: Agus Mawar, S.Ag

Khutbah Pertama

 

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّابَعْدُ . أَيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرْيمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجيم: اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ .صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.

Hadirin jamaah yang dimuliakan oleh Allah Swt.

  Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt, atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa hadir ditempat yang penuh berkah ini. Selanjutnya, salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabiyullah Muhammad Saw.

 

Pada dekade akhir-akhir ini, dunia diguncang dengan adanya musibah yang melanda saudara kita di Palestina. Adanya ujian demi ujian yang begitu berat menjadi saksi panjang perjuangan saudara kita dalam melawan ketidakadilan yang melanda wilayah mereka. Bukan hanya saudara kita yang dari muslim, bahkan saudara kita yang dari agama lain turut merasakan ujian ini.  Ujian ini sejatinya bukan ujian yang hanya menimpa saudara kita di Palestina, akan tetapi sejatinya ini menjadi ujian bagi kita semua. Allah menjadikan bumi Palestina sebagai salah satu ladang pahala bagi Umat Manusia diseluruh dunia. Tentu, apa yang melanda mereka saat ini wajib untuk kita ikut meringankan beban mereka. Disinilah pentingnya persaudaraan manusia. Persaudaraan yang tidak hanya terbatas oleh suku bangsa maupun agama, bahkan lebih dari itu, persaudaraan yang mampu melintasi segala batas untuk menciptakan kebersamaan yang kuat. Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 10:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.

 

            Sebagaimana tafsir yang dirilis oleh Kementerian Agama, ayat ini menerangkan bahwa sesungguhnya semua orang-orang mukmin itu bersaudara layaknya hubungan persaudaraan nasab. Tentu ketika saya, anda, atau kita semua memiliki saudara, misalkan seorang adik, ketika dia jatuh sampai berdarah, kita sebagai kakaknya pun pasti ikut merasakan kesakitan tersebut, meskipun bukan badan kita yang terluka. Hal inilah yang tergambarkan pada saat ini. Hari ini, saudara kita di Palestina sedang mengalami luka yang sangat mendalam. Mereka kehilangan harta, rumah, sanak famili dan bahkan kehilangan nyawa sendiri. Wahai saudaraku, lihatlah hatimu sekarang, adakah hatimu merasa tersakiti pula? Adakah engkau juga merasakan kesakitan yang sama? Jika ia, maka selamat, ini sebagai tanda bahwa keimanan itu masih ada di dalam hatimu. Akan tetapi jika engkau merasa baik-baik saja, merasa enak-enak saja ketika mendengar berita tentang luka umat Palestina, bahkan engkau tertawa terbahak-bahak layaknya ketika melihat film, maka berhati-hatilah wahai saudaraku, karena ini sebagai tanda, ini adalah satu alamat bahwa hatimu sudah mati.

 

Dalam hal mendamaikan apa yang terjadi di Palestina, pemerintah kita telah gencar menyuarakan agar peperangan ini segera dihentikan sehingga kedamaian bisa terlaksana. Presiden Indonesia, Bapak Jokowi pada pertemuan di PBB sudah senantiasa menyuarakannya melalui Menteri Luar Negeri, Ibu Retno Marsudi. Bahka setelah kontestasi pemilihan umum 2024, Presiden Prabowo lebih mempertegas dukungannya kepada Palestina, bahkan berani secara terang-terangan untuk senantiasa menyuaraannya di forum-forum Internasional. Tentu hal ini semua termasuk dalam bagian فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ .

 

Ujian demi ujian yang dirasakan oleh saudara kita di Palestina lebih dari sekedar penderitaan dimasa lalu, masa kini, bahkan masa depan para anak-anak, maupun remaja sudah direnggut akibat peperangan yang terjadi. Tidak sedikit anak-anak hari ini yang sudah menjadi yatim piatu, tidak sedikit hari ini orang tua yang sudah kehilangan anaknya. Pertanyaannya kemudian, apakah kita merasakan penderitaan ini? Dalam hadits Rasulullah Saw menyatakan:

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رواه مسلم)

 

Artinya: Dari Nu’man bin Basyir berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda: Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut merasakan sakit dan panas. (H.R. Muslim)


             Sesungguhnya hadis ini sangat indah jika bisa kita renungkan, betapa tidak, Rasulullah memberikan perumpamaan yang sangat indah. Didalam keseharian kita, ketika tangan kiri secara tidak sengaja terkena batu, secara spontan mulut akan merespon, tangan kanan akan sigap tanpa aba-aba langsung mengelus bahkan mata pun akan ikut berpartisipasi dengan memberikan perhatian khusus. Inilah sesungguhnya yang sangat diinginkan dalam Islam, yaitu bagaimana ketika ada saudara kita tertimpa musibah, maka tanpa komando, kita datang dan memberikan bantuan semampu yang kita bisa.          

Maka untuk bisa sampai kepada tahap merasakan penderitaan saudara kita, perlu menumbuhkan rasa persaudaraan sehingga akan menumbuhkan rasa saling mencintai, saling mengasihi dan menyayangi. Pentingnya rasa persaudaraan ini selanjutnya akan tergambar pada dua aspek, yaitu:

 

Pertama, Keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Memiliki rasa persaudaraan terhadap sesama merupakan salah satu tanda kemantapan keimanan seseorang. Mereka yang memiliki keimanan yang mantap akan memiliki tingkat rasa kemanusiaan yang tinggi, memiliki sikap empati yang tinggi, sehingga tidak akan segan-segan memberikan bantuan kepada sesama ketika dibutuhkan. Rasulullah Saw bersabda:

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Artinya: tidaklah beriman seseorang diantara kalian, sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (H.R. Muslim)

 

            Hadits ini secara utuh menunjukkan kepada kita semua bahwa seseorang baru dikatakan sempurna keimanannya ketika dia memiliki rasa cinta kepada saudaranya bahkan melebihi cintanya kepada diri sendiri. Tentu yang dimaksud hal ini adalah selama dalam jalan kebaikan. Maka saudara yang dimaksud disini bukan hanya yang memiliki hubungan nasab, bukan hanya yang memiliki kesamaan daerah, bukan hanya sesama warga negara Indonesia bahkan bukan hanya sesama Islam, dalam cakupan luas adalah saudara sesama manusia. Karena sejatinya kita ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama berasal dan diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

 

            Kedua, Solidaritas. Dalam hal kebersamaan, tentunya kita bisa mendapatkan kekuatan yang lebih besar untuk menghadapi sebuah ujian maupun tekanan ketika kita melaluinya dengan bersama-sama saling merangkul.  Dalam ungkapan yang populer mengatakan bahwa Satu buah lidi tidak akan mampu membersihkan tumpukan sampah, akan tetapi seikat lidi akan mampu membersihkannya. Apa yang hari ini dirasakan oleh saudara kita di palestina tentunya juga menjadi ujian bagi kita di Indonesia. Sehingga dukungan doa, serta bantuan materi sejatinya juga menjadi kewajiban kita hari ini. Ini tidak lain merupakan manifestasi dari hasil penafsiran hadits Rasulullah Saw, bahwa kita ini ibaratkan sebuah badan, ketika kepala kita sakit, tanpa komando, tangan akan langsung mengusap bagian yang sakit, dan tidak serta merta mulut akan acuh tak acuh, akan tetapi diapun akan merespon minimal dengan ungkapan “aduh” dalam konteks kita hari ini, maka serendah-rendahnya respon kita dalam melihat penderitaan saudara kita di Palestina adalah dengan senantiasa mendoakan mereka. Maka pantaslah ketika dalam Islam kita diajarkan untuk membacakan mereka doa khusus yang dipanjatkan di hari Jum’at dalam bentuk doa di dalam Qunut.

 

Hadirin jamaah yang dimuliakan oleh Allah Swt.

                Melalui ujian yang Allah berikan kepada saudara kita hari ini, khususnya di wilayah Palestina menjadi momentum dalam menumbuhkan rasa persaudaraan dunia, yang tidak hanya dibatasi oleh Ras, Suku, Agama dan Bangsa bahkan melintasi segala batas. Palestina membutuhkan rasa kemanusiaan kita hari ini. Apa yang kita lakukan hari ini dalam rangka meringankan beban mereka akan sangat membantu. Untuk itu, mari kita senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan nyata kita sesuai kemampuan kita hari ini. Bantuan doa, kemanusiaan maupun penyebaran kesadaran akan situasi yang terjadi hari ini di palestina merupakan langkah-langkah nyata yang dapat kita berikan. Saling membantu, bahu-membahu mengumpulkan bantuan, begitupun menyuarakan keadilan merupakan bukti konkrit dari persaudaraan manusia yang kita miliki.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْانِ الْكَرِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

 

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ ,اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَر, أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرْيمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجيم. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْم وَعَلىَ آلِ اِبْرَاهِيْم وَباَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا باَرَكْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْم فِى اْلعاَلَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد.اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَ وَارْحَمْهُمْ كَمَارَبَّوْنَا صِغَارًا وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناَتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْواَتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .اَللّهُمَّ آرِناَ الْحَقَّ حَقاًّ وَارْزُقْناَ اتِّباَعَهُ وَآرِناَ اْلباَطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِناَبَهُ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين اللَّهُمَّ انْصُرْإِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِ يمَانَهُمْ وَأَ نْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ اللَّهُمَّ دَمِّرِ لْيَهُودا وَ إِسْرَآئِل وَشَتِّتْ شَمْلَهُم وَ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ اللَّهُمَّ انْصُرْ عَلَى المُجَاهِدِينَ أَعْدَائِنَا وَأَ عْدَاءَ الدِّين بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ , اللَّهُمَّ افْتَحْ عَلَيْنَا اَبْوَابَ الخَيْرِ وَاَبْوَابَ البَرَاكَةِ وَاَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَاَبْوَابَ السَّلاَمَةِ وَاَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَاَبْوَابَ الجَنَّةِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لمَ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبَّناَ آتِناَ فِى الدُّنْيا حَسَنَةِ وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةِ وَقِنا عَذَابَ النَّار. عِبَادَ اللهِ , إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ, وَاللهُ يَعْلَمُ مَاتَصْنَعُوْنَ

Komentar